Mengatasi Tantangan Kenaikan Harga Beras: Pengalaman Sri Puji Utami di Pasar Bintoro Demak

Bagas Prayudho

Mengatasi Tantangan Kenaikan Harga Beras: Pengalaman Sri Puji Utami di Pasar Bintoro Demak

Kenaikan Harga Beras di Pasar Bintoro Demak: Tantangan Bagi Penjual dan Pelanggan

Kisah Sri Puji Utami, Penjual Beras yang Tetap Bertahan

Sri Puji Utami, penjual beras yang beroperasi di pasar tradisional Bintoro Demak, mengungkapkan tantangan besar yang dihadapinya sejak awal tahun 2024. Dalam wawancara dengan Kompas.com, Utami mengungkapkan bahwa pelanggannya sering protes mengenai lonjakan harga beras yang terus terjadi.

Menghadapi Protes Pelanggan

Utami merinci bahwa sejak awal tahun ini, harga beras medium eceran telah mencapai Rp 14.500 per kilogram (kg), sementara beras premium terendah dijual dengan harga Rp 16.000 per kg. Meskipun beberapa pelanggan mengutarakan ketidakpuasan mereka terhadap kenaikan harga, mereka tetap memilih untuk membeli.

“Pelanggan kadang protes soal kenaikan harga, tapi mereka tetap membeli,” kata Utami dengan mantap di lapak pasar Bintoro Demak pada tanggal 24 Januari 2024.

Perubahan Harga dan Kualitas Beras

Utami juga menjelaskan perubahan harga beras dalam beberapa bulan terakhir. Harga beras medium eceran di warung kini mencapai Rp 15.000 per kg, sedangkan untuk pembelian dalam jumlah lima kilogram, ia menjualnya seharga Rp 70.000. Untuk kualitas di atasnya, harga mencapai Rp 73.000, dan beras premium dalam jumlah lima kilogram hampir mencapai Rp 80.000.

“Dulu yang premium Rp 75.000 pas Desember 2023, sekarang sudah mencapai Rp 80.000,” tambahnya.

Tantangan di Tengah Kenaikan Harga yang Berkelanjutan

Menurut Utami, kenaikan harga beras kali ini tidak seperti biasanya. Jika sebelumnya harga beras naik turun, mulai dari 1 Januari 2024, harga beras terus mengalami kenaikan. “Pokoknya naiknya Rp 1.000 terus dari Desember. Kalau beras kan biasanya naik turun, tapi ini naik terus sejak Januari,” katanya.

Dampak pada Stok dan Bisnis Utami

Kenaikan harga beras ini memaksa Utami untuk mengurangi stok di warungnya. Ia merasa perlu berhati-hati agar tidak kehabisan stok jika harga beras tiba-tiba turun. “Sekarang saya tidak banyak kulakan, biasanya 3 kuintal ketan, sekarang hanya satu. Saya lebih banyak membeli ketan daripada beras,” ungkapnya.

Perspektif Pedagang Lain

Arsih, seorang pedagang lain di pasar Bintoro Demak, membenarkan bahwa harga beras terus mengalami kenaikan. “Saya jualnya sedikit-sedikit, ini beras biasa Rp 14.500, dan pembelinya juga sering beli sayur dan sembako,” ujarnya. Meskipun pembeli kadang mengeluh, pedagang seperti Arsih harus beradaptasi dengan perubahan harga yang datang dari sumbernya.

Also Read

Bagikan: