KUDUS – Musim hujan membawa ancaman bencana bagi sejumlah wilayah di Kabupaten Kudus. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, ada 32 desa yang berisiko terkena banjir dan longsor. Desa-desa tersebut tersebar di lima kecamatan, yaitu Kaliwungu, Jati, Undaan, Jekulo, dan Mejobo. Data ini didasarkan pada kejadian bencana yang tercatat pada tahun 2023 lalu. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kudus, Mundir, mengatakan bahwa pihaknya telah memetakan daerah-daerah yang rawan bencana dan menyiapkan langkah-langkah penanggulangan.
Tempat Pengungsian dan Logistik
Mundir menjelaskan bahwa setiap desa yang rawan bencana sudah memiliki tempat-tempat strategis yang dapat dijadikan sebagai tempat pengungsian jika bencana alam terjadi. Tempat-tempat tersebut antara lain balai desa, sekolah, dan tempat ibadah. Selain itu, BPBD Kudus juga telah menyiapkan logistik yang cukup untuk menangani bencana. Mundir mengatakan bahwa ada anggaran sebesar Rp 6 miliar yang dialokasikan untuk penanganan bencana, mulai dari tahap pra, saat, hingga pasca bencana. “Logistik untuk penanganan bencana, insyaallah cukup. Kita juga ada anggaran sekitar Rp 6 miliar untuk penanganan bencana, mulai dari pra, pada saat, hingga pemulihan pasca bencana terjadi,” katanya baru-baru ini.
Puncak Musim Hujan dan Pengadaan Perahu
Mundir menambahkan bahwa puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada pertengahan bulan Februari 2024. Ia menyebut bahwa curah hujan tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2023, sehingga musim kemarau lebih lama. Untuk mengantisipasi bencana banjir, BPBD Kudus berencana untuk mengadakan perahu dengan bahan karet dan alumunium. Mundir mengatakan bahwa rencananya ada penambahan 1 perahu karet dan 5 perahu alumunium. Saat ini, BPBD Kudus sudah memiliki 3 perahu karet dan 3 perahu alumunium.
Skenario Alternatif dan Perbaikan Akses
Di samping itu, Penjabat Bupati Kudus Muhamad Hasan Chabibie juga ikut turun ke lapangan untuk melihat kondisi sejumlah lokasi yang berpotensi bencana. Ia bersama dengan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kudus Arief Budi Siswanto dan Kalakhar BPBD Kudus Mundir menyusun skenario alternatif untuk mengurangi dampak bencana. “Kami harus merancang skenario alternatif agar potensi bencana dapat diminimalisir. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk perbaikan akses jalan dan drainase,” ucap Hasan. Hasan dan rombongan meninjau perbaikan akses jalan di Desa Menawan Kecamatan Gebog dan lokasi pengelolaan sampah TPS 3R Pager Bumi desa tersebut. Mereka juga mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo. Terakhir, mereka meninjau tanggul di Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan bersama dengan perwakilan BBWS Pemali Juwana.