Bantuan untuk Petani Padi Puso di Demak Akibat Banjir

Bagas Prayudho

Bantuan untuk Petani Padi Puso di Demak Akibat Banjir

Banjir yang melanda Kabupaten Demak pada awal tahun 2024 telah menyebabkan kerugian besar bagi sektor pertanian, khususnya tanaman padi. Menurut data dari Dinas Pertanian dan Pangan (Dinpertan) Kabupaten Demak, ada sekitar 2.802 hektare lahan padi yang puso atau gagal panen karena terendam banjir.

Penyebab dan Dampak Puso

Puso adalah kondisi tanaman padi yang mati sebelum menghasilkan gabah, biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kekeringan, banjir, hama, penyakit, atau salinitas. Puso dapat menurunkan produktivitas dan kualitas padi, serta mengakibatkan kerugian ekonomi bagi petani.

Banjir yang terjadi di Demak merupakan salah satu penyebab utama puso pada tanaman padi. Banjir dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi, terutama pada fase vegetatif dan generatif. Banjir juga dapat menyebabkan tanah menjadi miskin oksigen, asam, dan tercemar oleh bahan organik dan anorganik.

Upaya Pemulihan dan Bantuan

Untuk mengatasi dampak puso, Dinpertan Kabupaten Demak telah mengusulkan bantuan kepada Kementerian Pertanian Pusat. Bantuan tersebut meliputi benih, pupuk urea, alat mesin pertanian (alsintan), dan rehabilitasi irigasi.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holikultura Dinpertan Kabupaten Demak, Hery Wuryanta, mengatakan bahwa bantuan tersebut ditujukan untuk kelompok petani yang lahan padinya puso. “Kami sudah usulkan ke Kementerian Pusat untuk bantuan benih, pupuk urea sekitar 30 ton, dan alsintan,” ujar Hery, Kamis, 7 Maret 2024.

Alsintan yang dimaksud berupa combine 10 unit, traktor roda dua 8 unit, traktor roda empat 2 unit, dan pompa air 10 unit. Selain itu, ada juga rehab irigasi di 10 titik. “Nantinya per hektare petani dapat 25 kilogram benihnya, kalau pupuknya dibagi di 2.802 hektare. Memang itu tidak mencukupi, tapi untuk meringankan. Itu untuk yang puso saja,” jelas Hery.

Hery juga menyampaikan bahwa luas lahan padi yang mulai masa tanam pertama (MT-1) di Demak sejak September hingga Januari adalah 44.314 hektare. Dari jumlah tersebut, yang sudah panen di bulan Januari adalah 6.665 hektare, dan di bulan Februari adalah 8.675 hektare. Jadi, total yang sudah panen di bulan Januari dan Februari adalah 15.340 hektare.

Namun, total tersebut masih harus dikurangi dengan luas lahan padi yang puso, yaitu 2.802 hektare. Hal ini tentu berpengaruh terhadap produksi padi di Kabupaten Demak.

Sebelumnya, Bupati Demak Esiti’anah juga telah menyatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan bantuan untuk sektor pertanian yang rusak akibat banjir ke Kementerian Pertanian Pusat. Bantuan tersebut berupa bibit dan pupuk. Selain itu, untuk meningkatkan kinerja para petani, juga diberikan bantuan berupa alsintan.

Also Read

Bagikan: