Banjir yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pada Senin (5/2/2024) malam, menyebabkan ribuan hektar tanaman padi dan jagung tergenang air. Banjir ini disebabkan oleh luapan air sungai dan kerusakan tanggul di beberapa titik. Banjir ini berdampak besar bagi petani, baik dari segi kerugian maupun kualitas tanaman.
Luas Tanaman yang Terendam dan Kerugian yang Ditanggung Petani
Menurut Agus Herawan, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dinpertan Pangan) Kabupaten Demak, luas tanaman yang terendam mencapai sekitar 1.000 hektar. Tanaman yang terendam tersebar di empat kecamatan, yaitu Karangawen, Dempet, Kebonagung, dan Guntur. “Kita masih menghitung dan mendata dampak pertanian akibat banjir ini,” kata Agus saat meninjau lokasi banjir di Desa Sidorejo, Kecamatan Karangawen, Selasa (6/2/2024) sore.
Agus mengatakan, kerugian yang ditanggung petani akibat banjir ini diperkirakan mencapai Rp 25 miliar. Angka ini didasarkan pada nilai terendah per hektar tanaman, yaitu Rp 25 juta. “Padahal, sekarang harga tanaman cukup tinggi. Ada yang satu hektar bisa mencapai Rp 40 juta,” ujar Agus.
Kondisi dan Kualitas Tanaman yang Terendam
Agus menambahkan, kondisi tanaman yang terendam cukup memprihatinkan. Sebagian besar tanaman padi dan jagung sudah berusia 40-60 hari, atau sudah mendekati masa panen. “Sayang sekali, tanaman ini sebenarnya bagus-bagus. Tapi karena kena angin kencang, langsung roboh dan terendam,” tutur Agus.
Agus mengkhawatirkan, kualitas tanaman yang terendam akan menurun. Tanaman yang terendam terlalu lama bisa mengalami kerusakan akar, busuk, atau mati. Hal ini tentu akan berpengaruh pada hasil panen dan pendapatan petani.
Upaya Penanganan dan Bantuan untuk Petani
Agus mengatakan, pihaknya akan segera melakukan upaya penanganan dan bantuan untuk petani yang terdampak banjir. Salah satunya adalah dengan melaporkan kondisi tanaman yang terendam ke Kementerian Pertanian. “Kami berharap ada bantuan dari pemerintah pusat, seperti bibit, pupuk, atau bantuan lainnya,” kata Agus.
Selain itu, Agus juga menginformasikan, beberapa tanaman padi di Demak sudah dilindungi oleh asuransi pertanian. Asuransi pertanian adalah program perlindungan bagi petani yang mengalami gagal panen akibat bencana alam atau faktor lainnya. “Petani yang sudah mengikuti asuransi pertanian bisa mengajukan klaim sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelas Agus.
Banjir yang merendam ribuan hektar tanaman padi dan jagung di Demak merupakan bencana yang sangat merugikan bagi petani. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penanganan dan bantuan yang cepat dan tepat dari pemerintah dan pihak terkait. Semoga petani yang terdampak banjir bisa segera bangkit dan kembali bercocok tanam.