JEPARA – Pasien leukemia yang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kartini Jepara menghadapi masalah besar. Biaya pengobatan mereka yang seharusnya ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan belum mendapat persetujuan. Akibatnya, RSUD Kartini Jepara harus menanggung beban finansial yang berat untuk memberikan pelayanan yang layak bagi pasien leukemia.
Kendala Pelayanan Pasien Leukemia di RSUD Kartini Jepara
Menurut Direktur RSUD Kartini Jepara, Tri Iriantiwi, sekitar 80 persen pasien leukemia yang datang ke rumah sakitnya adalah pengguna BPJS. Namun, BPJS belum memberi izin untuk menutup biaya pengobatan leukemia yang cukup mahal. “Pasien leukemia membutuhkan biaya yang besar untuk sekali pengobatan, karena obatnya juga mahal. Jika BPJS belum menyetujui biaya pengobatan, pengobatan tidak bisa maksimal dan terhambat oleh masalah biaya,” kata Tri di Jepara, baru-baru ini.
Tri menambahkan, beberapa bulan lalu ada beberapa pasien leukemia pengguna BPJS yang dirawat di RSUD Kartini Jepara. Namun, ketika mengajukan klaim biaya pengobatan, BPJS menolak untuk menanggungnya. Hal ini membuat RSUD Kartini Jepara harus menanggung kerugian finansial yang besar. “Proses diagnosis leukemia ini memerlukan biaya yang besar, mulai dari pemeriksaan laboratorium hingga pemberian obat-obatan. Jika pasien pengguna BPJS ingin biaya pengobatannya ditanggung, mereka harus pergi ke Rumah Sakit Karyadi di Semarang untuk mendapatkan diagnosis di sana. Kemudian, pengobatan dan perawatan bisa dilakukan di RSUD Kartini Jepara. Pengobatan leukemia ini tidak bisa selesai dalam satu atau dua kali, tetapi harus dilakukan secara rutin sampai penyakitnya benar-benar sembuh,” jelasnya.
Kesiapan RSUD Kartini Jepara untuk Melayani Pasien Leukemia
Tri mengaku bahwa RSUD Kartini Jepara sudah sangat siap untuk melayani pasien leukemia dengan baik. Rumah sakit ini memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, serta dokter yang berpengalaman dan kompeten. “Kami sudah memiliki fasilitas yang memadai untuk mendiagnosis dan mengobati leukemia. Kami juga memiliki dokter spesialis hematologi onkologi yang ahli dalam menangani leukemia,” ujarnya.
Tri mengatakan bahwa pihak BPJS sudah pernah mengunjungi RSUD Kartini Jepara untuk mengevaluasi kesiapan pelayanan untuk pasien leukemia. “BPJS sudah melakukan visitasi ke sini, tetapi sampai sekarang belum ada persetujuan dari mereka. Padahal, untuk mengajukan visitasi, kami harus memenuhi semua persyaratan terlebih dahulu. Kami sudah siap dan sudah divisitasi. Namun, keputusan ada di tangan BPJS, jadi kami masih menunggu. Kami berharap BPJS segera menyetujui biaya pengobatan leukemia di RSUD Kartini Jepara, sehingga memudahkan pasien, terutama warga Jepara, yang tidak perlu jauh-jauh ke Semarang,” tuturnya.