JEPARA – Kabupaten Jepara berhasil mencapai target Sub PIN (Pekan Imunisasi Nasional) Polio tahap pertama dengan angka 98 persen. Namun, masih ada satu Puskesmas yang belum mencapai targetnya, yaitu Puskesmas Welahan I. Hal ini menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara yang berharap semua Puskesmas dapat melaksanakan imunisasi polio dengan baik.
Alasan Belum Tercapainya Target
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) DKK Jepara, Eko Cahyo Puspeno, ada beberapa faktor yang menyebabkan Puskesmas Welahan I belum mencapai target imunisasi polio. Salah satunya adalah adanya beberapa balita yang sakit sehingga harus ditunda imunisasinya. “Beberapa ada yang ditunda karena sakit, kemudian disusulkan melalui kegiatan sweeping,” kata Eko di Jepara, baru-baru ini.
Selain itu, Eko juga menyebutkan bahwa ada perbedaan data antara Pusdatin (Pusat Data dan Informasi) dengan sasaran riil yang didapat dari hasil pendataan. “Argumen dari Puskesmas terdapat perbedaan data Pusdatin dengan sasaran riil hasil pendataan. Tapi kalau di kroscek dengan data kelahiran, hampir sama dengan data Pusdatin, sehingga perlu memaksimalkan upaya pendataan sasaran,” jelasnya.
Pentingnya Imunisasi Polio
Eko mengajak semua komponen masyarakat untuk mendukung program imunisasi polio yang bertujuan untuk melindungi anak-anak dari risiko penularan penyakit polio. Penyakit polio adalah penyakit yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan atau kematian. “Walaupun saat itu terjadi satu kasus tapi penularannya sangat cepat. Contohnya di Aceh pada saat itu ada satu kasus tapi yang tertular kurang lebih 200 anak. Tingkat kematian penyakit ini cukup tinggi yaitu sebesar 5 persen,” ungkapnya.
Eko juga menjamin bahwa vaksin polio yang digunakan adalah vaksin yang halal, efektif, dan gratis. Masyarakat dapat mengikuti Sub PIN polio di puskesmas, posyandu, sekolah, pos-pos imunisasi lainnya yang ditetapkan di setiap wilayah. “Penyakit polio ‘kan berat tapi bisa dicegah dengan vaksin polio. Terkait efek sampingnya atau kejadian pascaimunisasi mungkin saja terjadi tapi jarang sekali terjadi,” tambahnya.