Ngabuburit ala Santri Kudus: Belajar Kaligrafi untuk Oleh-oleh Mudik

Melani Fitria

Ngabuburit ala Santri Kudus: Belajar Kaligrafi untuk Oleh-oleh Mudik

Menyambut bulan suci Ramadan, para santri di Kudus menemukan cara unik untuk mengisi waktu ngabuburit. Bukan dengan bermain game online atau menonton serial TV, melainkan dengan belajar kaligrafi. Bagaimana hasilnya? Mari kita simak!

Menunggu Buka Puasa dengan Seni Kaligrafi

Santri dari Pesantren Seni dan Kaligrafi Al-Qur’an (PSKQ) Modern di Kudus memanfaatkan momen ngabuburit dengan bijaksana. Di pelataran rumah Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, puluhan santri berkumpul. Mereka duduk bersila, kertas dan pena di tangan, siap menulis kaligrafi. Tidak hanya sekadar mengisi waktu, mereka juga belajar menghiasi huruf-huruf indah yang menggambarkan tema Ramadan.

Mengukir Makna Lewat Kaligrafi

Kaligrafi bukan hanya sekadar seni tulis indah, tetapi juga sarana spiritualitas. Para santri memilih kata-kata yang memiliki makna mendalam, seperti “subhanallah” (maha suci Allah). Dengan teliti, mereka menggoreskan setiap garis, mengatur proporsi, dan menghiasi huruf-huruf dengan ornamen yang indah. Bagi mereka, menulis kaligrafi adalah bentuk ibadah dan refleksi diri.

Oleh-oleh Kaligrafi untuk Keluarga di Kampung Halaman

Hasil karya kaligrafi yang dihasilkan oleh para santri tidak hanya menjadi hiasan dinding di pesantren. Sebagai oleh-oleh Ramadan, kaligrafi ini akan dibawa pulang oleh santri ke rumah masing-masing. Bagi mereka yang mayoritas berasal dari luar Kudus, ini adalah cara untuk berbagi kebahagiaan dan keberkahan Ramadan dengan keluarga di kampung halaman.

Kaligrafi Kontemporer dan Modern

Pengasuh PSKQ, Muhammad Assiry, menjelaskan bahwa tema kaligrafi yang diajarkan kepada para santri selama bulan Ramadan mencakup syukur, puji-pujian, dan kaligrafi kontemporer. Dengan menggabungkan tradisi dan inovasi, para santri menghasilkan karya yang memadukan keindahan estetika dengan nilai-nilai agama. Kaligrafi ini bukan hanya sebagai hiasan, tetapi juga sebagai pengingat akan kebesaran Allah.

Dalam kesederhanaan goresan pena, terdapat kekayaan makna yang mengalir dari hati santri. Kaligrafi yang mereka hasilkan bukan hanya sekadar karya seni, tetapi juga wujud cinta pada ilmu dan agama. Semoga oleh-oleh kaligrafi ini membawa berkah dan kebahagiaan bagi keluarga yang menantikan kepulangan mereka di hari Lebaran.

Also Read

Bagikan: