Bencana alam selalu meninggalkan jejak yang mendalam dalam kehidupan kita. Pada tanggal 19 Maret 2024, Kabupaten Kudus menghadapi tantangan besar akibat angin kencang, banjir, dan
Demak, 19 Maret 2024 – Siapa yang menyangka bahwa Pom Bensin Bogorame, yang biasanya ramai dengan kendaraan bermotor dan pengunjung, kini terlihat sepi? Apa yang terjadi? Banjir! Ya,
Pada tanggal 17 Maret 2024, Trimulyo, sebuah kawasan di Semarang, mengalami banjir yang mengejutkan. Warga setempat terkejut melihat air meluap dan merendam rumah-rumah mereka. Namun,
Banjir—kata yang menggema di telinga kita, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah rawan banjir. Pada tanggal 18 Maret 2024, Kudus, sebuah kota di Jawa Tengah,
Banjir—kata ini mengandung begitu banyak makna. Bagi sebagian orang, itu adalah kenangan pahit dari rumah yang terendam air, barang-barang berharga yang hanyut, dan kehilangan yang
Banjir—kata yang menggema di seluruh negeri. Pada tanggal 18 Maret 2024, BPBP Demak mencatat peristiwa yang mengguncang hati banyak orang. Delapan puluh sembilan desa terendam, dan 93.149 jiwa merasakan dampaknya. Mari
Bencana alam selalu mengajarkan kita tentang ketidakberdayaan manusia di hadapan kekuatan alam. Di Jepara, bencana banjir telah merambah enam desa, meninggalkan jejak kerusakan dan penderitaan.
Kudus – sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, baru-baru ini mengalami bencana tanah longsor yang signifikan. Kejadian ini terutama berdampak pada Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog,
Demak – Banjir yang terjadi di beberapa wilayah Demak telah menyebabkan banyak kerusakan dan kotoran di lingkungan sekitar. Untuk mengatasi hal ini, Tim Satgas Gabungan
Banjir bandang yang melanda Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada Kamis, 28 Februari 2024, menyebabkan kerusakan parah pada jalan penghubung antara Dusun Ngroto dan